Amanda Debi Arafah, merupakan salah satu dari 24 mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya-(PENS) yang tahun ini dinyatakan lolos menjadi awardee IISMA (Indonesian International Student Mobility Awards), dengan kampus tujuan Deggendorf Institute of Technology, Germany. Program ini memberikan kesempatan mahasiswa Indonesia untuk kuliah di luar negeri dengan beasiswa penuh selama satu semester.
Perjalanan Amanda menjadi awardee IISMA 2023 tidaklah mudah. Mahasiswa Prodi Sarjana Terapan Mekatronika ini harus menjalani serangkaian proses seleksi yang panjang. Mulai dari seleksi berkas yang di dalamnya diwajibkan memenuhi syarat EPT (English Profeciency Test) dan penulisan essay, kemudian tes kebhinekaan hingga interview section menggunakan bahasa Inggris selama 30 menit kenangnya.
Saat itu, sulung dari dua bersaudara ini juga dihadapkan pada kegamangan saat mengetahui dirinya lolos program ini. Ketika hari pengumuman tiba, saya begitu excited sekaligus cemas.
Karena jika diterima akan banyak persiapan lagi, baik dari sisi kelengkapan maupun pendanaan kata mahasiswi yang juga menjadi pengajar les mata pelajaran di kesehariannya. Perjuangannya pun belum berakhir. Tak ingin membebani ayahnya yang berjualan pentol keliling, Amanda pun mulai mengumpulkan hasil tabungannya mengajar sembari dibantu oleh ibunya yang juga menerima order rajutan di rumah.
Alhamdulillah, saya sangat bersyukur bisa berangkat dan mengikuti program ini. Meski dengan kerja keras, namun saya selalu percaya bahwa usaha tak akan mengkhianati hasil. Bahkan belakangan pun saya tahu ternyata IISMA mengganti dana pengurusan visa, asuransi, biaya hidup dan keperluan darurat katanya melalui line telepon.
Bersama seluruh awardee IISMA, dirinya diwajibkan untuk melaksanakan kegiatan Pre-Departure Series yang merupakan kegiatan bimbingan sekaligus pembekalan sebelum keberangkatan. Setelah kegiatan selesai dilakukan, satu persatu rombongan awardee yang tersebar di seluruh penjuru dunia mulai berangkat ke kampus tujuan masing-masing.

Pada saat itu, untuk pertama kalinya Amanda berangkat menggunakan penerbangan domestik dari Surabaya ke Jakarta, kemudian berlanjut menggunakan penerbangan internasional dari Jakarta ke Munchen (Jerman).
Baginya ini menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Setibanya di Jerman, berbagai adaptasi dilakukannya. Buat saya ini first experienced, seperti kebiasaan untuk jalan kaki, memilah sampah dan membuang pada tempat sampah yang sesuai, kebiasaan untuk selalu on-time ketika mempunyai janji temu, menaati rambu lalu lintas, self-service, dan masih banyak lagi.
Saya merasakan disiplin yang benar-benar dilakukan, sangat berbeda dengan di Indonesia tutur alumni MAN 2 Kediri ini.
Dari segi perkuliahan, awardee di Deggendorf Institute of Technology (DIT) tergolong dalam international student winter semester.
Dimana mahasiswa diberi kebebasan untuk memilih course dengan minimal ECTS sebanyak 15. Memilih jurusan General Engineering, Amanda pun mengambil beberapa course yang linier dengan mata kuliah yang ada pada jurusannya di Teknik Mekatronika, PENS seperti : Microcontroller, Solidworks, Quality Management, Matlab for Engineering, dan Scientific Writing.
Mahasiswa di DIT tidak dituntut untuk selalu hadir di kelas, selama assignment dan assessment dari course tersebut terpenuhi. Kampus sangat memfasilitasi mahasiswanya untuk menunjang pembelajaran lebih baik, contohnya dengan adanya akses computer laboratory dengan penyimpanan yang telah terkoneksi dengan akun milik masing-masing mahasiswa.
Dengan demikian mahasiswa dapat menggunakan berbagai software dan ketika file dari software tersebut selesai dibuat akan secara otomatis dapat tersimpan pada akun mahasiswa terang mahasiswa penerima program KIP-K ini.
Amanda mengaku meski dirinya disibukkan dengan perkuliahan, namun dia masih bisa mengikuti kegiatan komunitas kampus dengan mahasiswa internasional yang lain. Komunitas ESN, Erasmus Student Networking merupakan komunitas tempat berkumpulnya mahasiswa internasional untuk lebih mengenal satu sama lain dan saling berkolaborasi.
Salah satu kegiatan yang paling berkesan menurutnya adalah saat dia bersama komunitas melakukan pendakian ke salah satu gunung dengan ketinggian sekitar 1500 m di Bavarian National Park Germany.
Selain itu, Amanda dan teman-teman awardee DIT juga sering menghabiskan waktu di akhir pekan untuk menjelajah daerah di sekitar kampus, dengan memanfaatkan deutshland ticket khusus mahasiswa untuk mengakses seluruh transportasi regional dengan harga terjangkau sebesar 29 Euro perbulan.
Tiket tersebut memudahkan mereka untuk menggunakan seluruh transportasi di negara Jerman dengan gratis, bahkan bisa juga digunakan hingga ke beberapa negara tetangga Jerman seperti Austria.
Tak henti-hentinya saya mengucap syukur bisa sampai sini. Berbagai pengalaman baru, dan terlebih lagi bisa berada di Eropa, merasakan pergantian beberapa musim. Belajar banyak hal termasuk mengoptimalkan potensi dan personal value.
Begitu merubah pandangan saya dan makin memantapkan saya untuk berjuang lebih keras lagi ke depan kata gadis semester 7 yang berencana melanjutkan studi Master bidang Engineering di luar negeri setelah lulus nanti.

Reporter : Rofara
sumber : https://lintasjatimnews.com/2023/11/15/perjuangan-amanda-raih-mimpi-lewat-iisma/

Translate